Iya.
Quote di atas intinya bukan soal pengalaman yang akan elu dapatkan selama perjalanan itu, tapi tentang tujuan yang sudah seharusnya elu capai (tanda tanya)


---

 
Ketika banyak temen-temen seumur gue saat ini telah dengan bangga nya menambahkan gelar akademis di belakang namanya, atau orang-orang di circle gue yang sibuk dengan kegiatan mereka di kantor, atau ketika satu persatu dari mereka mulai "nyebar" undangan.

Well, bisa dibilang gue belum bisa berbangga hati dengan apa yang gue punya sekarang. Dua puluh satu tahun and soon to be 22, masih aja kuliah, belum punya apa-apa, dan setiap bulan masih nungguin uang jajan kiriman dari nyokap. Ketika semester 8 lalu gue gagal lulus kuliah sesuai  janji gue ke nyokap, dan otomatis membuat seluruh rencana-rencana gue pasca-kelulusan molor (setidaknya satu semester), pun serta merta membuat gue semakin nggak bisa bangga dengan diri gue sekarang. Kalau mau ketawa, hehe nya juga kayaknya palsu kali tuh.


Tapi kemudian, pas gue sedang iseng-iseng browsing, sebuah quote nyantol di mata dan pikrian gue. "life is about the journey, not the destination."
Lalu kemudian gue mikir lagi. Sebenarnya yang gue cari selama ini apa sih?

Gue mulai me review ulang apa yang telah (dan sedang) gue lakukan sepulangnya gue dari Polandia tepat 3 tahun lalu. Gue sudah selesai kursus Bahasa Jerman. Gue sudah berhasil menurunkan berat badan sesuai yang gue mau. Tinggal menunggu kuliah selesai, dan seharusnya gue (mudah-mudahan) siap untuk memulai kehidupan baru gue di Jerman sesuai rencana!


Tapi ketika gue sudah mempunyai berat badan seperti yang gue mau dulu, target kemudian bergeser. When all my life is about gym and healthy lifestyle, I'm getting obsessed with sports and muscles. Gue malah kepengen gedein badan dan jadi instructor fitnes, atau kerja di pusat kebugaran! Crap!

Melihat kehidupan di megapolitan Jakarta yag modern dan semakin nyaman (setidaknya dalam pandangan gue- I use no public transport anw, hehe), dan orang-orang yang berlomba-lomba membangun karier nya di ibukota tercinta ini, gue mulai berpikir untuk menjadikan Jakarta sebagai tempat gue membangun hidup gue. Yang ada dalam pikiran gue, "gaji sekian juga gue rasa gue bisa survive kok di Jakarta. Selow."

Lalu di pertengahan semester 8 lalu, alih-alih mengerjakan skripsi yang sudah seharusnya menjadi prioritas nomor 1gue, gue malah mengikuti seleksi Abang None Jakarta. Dan lolos. Kemudian selama sekitar 7 minggu (berlanjut sampai saat ini), seluruh kehidupan gue adalah tentang Abang None, karantina, dan serba-serbi tentang pageant ini. Dan pengalaman yang sudah gue dapat dari kehidupan (dan keluarga) baru gue ini benar-benar LUAR BIASA! Tapi, apakah pengalaman luar biasa itu setimpal dengan molornya studi gue sekarang ini?




----




Gue masih tetap pada rencana gue. Menyelesaikan S1 gue, menambah gelar Sarjana Hukum di belakang nama gue, dan secepatnya meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan kembali studi gue di Eropa. Bagi gue saat ini, life is about the journey. And what I've been thru this far, ups and downs, is the journey that makes me even stronger. I dont set my destination as a goal, but im grateful of what has God gave to me, this journey.

Tapi kemudian apabila dikemudian hari Tuhan kembali memberikan jalan berbeda dengan apa yang sudah gue rencakan, apapun itu, gue akan selalu bersyukur. Because life is about the journey, not the destination.


-to be continued







"Yaa muqallibal quluubi tsabbits qalbi 'ala diinik."
Yaa Allah Yang Maha Membolak Balikkan Hati, teguhkanlah hati kami pada agama Mu!





Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

Followers

Facebook